Rabu, 03 Juli 2013

Mengapa korupsi sulit diberantas?

Mengapa korupsi sulit diberantas?
Kasus korupsi di Indonesia seakan sulit dihentikan. Hampir setiap hari, masyarakat disuguhkan pemberitaan mengenai kasus korupsi. Mengapa korupsi di Indonesia sulit diberantas?
Korupsi di Indonesia sudah sangat merajalela. Kenyataannya bahwa masyarakat Indonesia sudah memandang korupsi sebagai sesuatu yang wajar, walaupun banyak yang mengatakan anti tapi dalam kehidupan sehari-hari mereka yang anti ini juga turut mempraktekkan korupsi baik secara sadar maupun tidak.
Dalam realita keseharian yang namanya komisi, persenan, angpao, tanda terima kasih, uang jasa, uang lelah, uang jajan,uang bensin, uang rokok, dan seterusnya adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut tips yang diterima dari sebuah transaksi atau kegiatan bisnis.

Sebenarnya batasan antara hadiah, pemberian, atau sebagainya dengan korupsi sangat jelas sekali. Bila tidak ada transaksi apapun, maka hadiah hanyalah sekedar hadiah. Tetapi bila antara penerima hadiah dan pemberi hadiah memiliki suatu hubungan baik langsung atau tidak terhadap suatu transaksi maka setiap pemberian memiliki makna untuk membiaskan netralitas dan menyebabkan timbulnya conflict of interest. Itu sudah merupakan bentuk korupsi.

Sejak reformasi pada tahun 1998, berbagai kasus-kasus korupsi di Indonesia yang sudah terjadi puluhan tahun satu persatu mulai terbongkar. Dalam berbagai ukuran, namun rata-rata bernilai ratusan hingga milyaran rupiah uang negara telah dicuri oleh para wakil-wakil rakyat Indonesia sendiri. Jadi pencuri di negeri sendiri, itulah julukan yang tepat untuk seorang koruptor.

Rata-rata kasus-kasus korupsi di Indonesia tidak berakhir pada penyelesaian keputusan yang adil bagi hati nurani rakyat Indonesia. Kasusnya berlarut-larut dan menghilang begitu saja. Kalaupun sampai pada keputusan hakim peradilan, lagi-lagi hukumannya tidak memberi keadilan bagi rakyat Indonesia, yang berkali-kali uangnya dicuri oleh para koruptor.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus-kasus korupsi di Indonesia sulit untuk diselesaikan. korupsi merupakan penyakit kronis bangsa Indonesia. Selama hampir lebih dari tiga puluh dua tahun, penyakit dan virus korupsi berkembang subur. Keberadaanya dilindungi dan dikembangbiakkan. Dari tingkat RT yang paling rendah bahkan sampai level tertinggi pejabat negara. perkembangan yang cukup subur ini mengakibatkan penyakit korupsi telah menjangkiti sebagian generasi yang kemudian diwariskan ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk memutuskan rantai generasi korupsi adalah dengan menjaga kebersihan generasi muda dari jangkitan virus korupsi.

Kemampuan korupsi yang dimiliki oleh koruptor bukan merupakan “kelebihan” yang dimilikinya tetapi merupakan sifat yang sudah tertanam sejak kecil dan juga karena didikan keluarga. Masih ingat iklan korupsi? Disana ada sebuah tokoh kalau tidak salah namanya Andi. Sejak ia masih sekolah, ia mencontek saat ujian dan menyalahkan temannya ketika guru menegurnya. Pada saat ia mulai remaja, ia berbohong kepada kekasihnya kalau yang menelpon adalah mamanya padahal selingkuhannya. Saat ia sudah mulai dewasa, dijalan ia menerobos lampu merah dan diberi sanksi oleh polisi, ia malah memberi suap kepada polisi agar tak memperpanjang kasusnya. Dan pada saat ia sudah bekerja, ia menerima suap dari rekan bisnisnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dari ilustrasi tadi terlihat jelas, kebiasaan korupsi dimulai dari kecil dan akan terbawa terus sampai tua. Maka sangat dibutuhkan peran orang tua untuk memberi pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, baik pendidikan bernegara ataupun pendidikan agama.

Peluang atau kesempatan akan tercipta jika adanya kelalaian. Para koruptor akan melihat sekecil apapun celah untuk ia mengambil uang rakyat. Korupsi dapat terjadi dimana saja, di lembaga pendidikan, pelayanan masyarakat, bahkan lembaga keagamaan pun kasus korupsi dapat tumbuh. Memang korupsi sudah tumbuh subur di Indonesia ini.


Korupsi korupsi korupsi. Menurut survey persepsi korupsi, indonesi masuk urutan ke-5 sebagai Negara paling korup. Banyak sekali imbauan-imbauan dari pemerintah untuk menanamkan jiwa anti korupsi. Contohnyaimbauan lewat iklan dengan memasang beberapa pejabat Negara sebagai model anti korupsi salah satunya Angelina Sondakh. Di imbauan iklan itu sangat jelas sekali, Angelina Sondakh meminta masyarakat untuk tidak mendukung kasus korupsi (anti korupsi). Tak lama kemudian, Angelina Sondakh malah tertangkap KPK dengan kasus korupsi. Sangat membingungkan bukan? Dia yang menyuruh masyarakat untuk anti korupsi malah dia yang menjadi tersangka korupsi.

Korupsi di Indonesia sulit diberantas karena beberapa penyebab, yaitu:

Hukuman kurang tegas
Kurang tegasnya hukuman bagi para koruptor membuat mereka tidak menjadi jera dengan apa yang telah mereka perbuat. Pemerintah kita hanya memberi hukuman yang ringan bagi para koruptor, hukuman itu tidak setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat. Mereka mengambil uang rakyat untuk kekayaan pribadi yang jumlahnya tidak sedikit, namun hukumannya hanya beberapa tahun dan hanya ditambah denda yang berjumlah hanya puluhan juta. Coba kita lihat Cina, para koruptor disana dihukum mati dengan memenggal kepalanya, di Arab Saudi, koruptor-koruptor di potong tangannya sesuai dengan syariat islam, sangat berbeda jauh kan dengan hukuman yang ditetapkan pemerintah Indonesia?. Hukuman di Indonesia kurang tegas dan berat, sehingga para koruptor berfikir tak mengapa dipenjara, yang penting keluarga hidup bergelimpah harta dan ketika bebas masih dapat menikmati harta hasil korupsi. Bila saja hukuman bagi para koruptor lebih berat (seperti hukuman mati), mungkin para calon koruptor akan berfikir ribuan kali untuk mengambil uang rakyat, dan pastinya kasus korupsi di negeri ini akan turun drastis.

Korupsi dilakukan secara sistematis
Pelaku korupsi tidak hanya bekerja seorang diri, mereka memiliki komplotan-komplotan agar dapat mengeruk uang rakyat dengan mudah. Tak jarang pula aparat juga ikut dalam komplotan tersebut. Para koruptor memang bisa dibilang cukup lihai merencanakan penggelapan dana yang akan mereka lakukan. Namun sepandai apapun menyembunyikan bangkai, pasti akan tercuim juga baunya. Dari beberapa kasus korupsi di Indonesia yang sudah terkuak, awalnya hanya satu orang yang diketahui melencengkan uang rakyat, namun tak beberapa lama banyak nama-nama yang ikut terseret dalam kasus itu.

Kesempatan untuk balik modal
Ditekankan lagi, korupsi dapat terjadi dimanapun, dan oleh siapapun. Misalkan seseorang yang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Pada saat kampanye dia menggunakan uang pribadinya untuk kelancaran proses kampanye. Milyaran rupiah rela dikeluarkan agar masyarakat memilih dirinya. Setelah terpilih menjadi wakil rakyat, misi pertamanya yaitu mengembalikan modal yang telah dikeluarkannya pada saat kampanye. Janji-janjinya kepada rakyat seperti diabaikan begitu saja. Dana yang seharusnya untuk mensejahterakan rakyat, malah digelontorkan ke rekening pribadinya atau mungkin untuk membayar cicilan mobil mewahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar